Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepti yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terinfeksi dengue.
HUBUNGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN IKLIM DI KOTA SEMARANG TAHUN - SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar. Background: Dengue fever in Tigo baleh Bukittinggi community is one of the infectious. Full Text: PDF. Masalah demam berdarah dengue di Indonesia.
Orang yang terkena DBD ditandai dengan demam mendadak selama 2-7 hari, terdapat manifestasi perdarahan, pembesaran hati dan syok. Pencegahan penyakit DBD bisa dilakukan dengan 3 M: Menguras bak air, Menutup tempat-tempat yang mungkin terjadi tempat berkembang biak nyamuk dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air (Hadinegoro. Tentu mencegah selalu lebih baik daripada mengobati artinya kita perlu selalu waspada dengan keberadaan nyamuk penyebab demam berdarah. Nyamuk Aedes Agypti senang sekali tumbuh dan berkembang di genangan air yang bersih, seperti penampungan air, bak mandi, pot bunga, dan gelas. Mungkin tempat-tempat tersebut pernah dikira sebagai lingkungan yang dipilih hewan ini. Oleh karena itu populasi nyamuk ini.
Meningkat di musim hujan (Meilliashari. Penyakit demam berdarah banyak ditemukan didaerah tropis dan sub tropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah di tiap tahunnya. World Health Organization (WHO) mencatat Negara Indonesia sebagai Negara dengan kasus demam berdarah tertinggi di Asia Tenggara (Departemen Kesehatan RI. Demam berdarah di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1958 sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia. Mulai saat itu penyakit ini pun menyebar luas ke penjuru Indonesia.
Kejadian luar biasa (KLB) terjadi pada tahun 1998 dimana Departemen Kesehatan RI mencatat sebanyak 2.133 korban terjangkit penyakit ini dengan jumlah korban meninggal 1.414 jiwa. Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia selama tahun 2010 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut data sementara direktorat pengendalian penyakit bersumber binatang kementerian kesehatan, jumlah kasus dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) selama tahun 2010 sebanyak 150.000 kasus dengan 1.317 kematian, sedangkan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2009 sebanyak 137.600 kasus dengan 1.170 kematian (Hadinegoro, S.R. Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Tengah pada tahun 2010 sebesar 60,51/100.000 penduduk dan angka kematian 1%, target Jawa Tengah untuk Angka Kesakitan DBD adalah 35/100.000 penduduk (Ester, M. Data DKK Sragen tahun 2010 menunjukkan bahwa DBD sudah masuk ke hampir semua Kecamatan, ada beberapa Kecamatan yang terkategori Kecamatan yang sudah terjangkit demam berdarah yaitu: Endemis (selama kurun waktu 3 tahun pernah ada kasus), Sporadis (selama kurun waktu 3 tahun pernah ada kasus tetapi tidak berturut-turut) dan Potensial (selama kurun waktu 3 tahun tidak pernah ada kasus). Dari 26 Kecamatan yang ada di Sragen 6 Kecamatan yang tergolong Endemis, 16 Kecamatan tergolong sporadis dan 5 Kecamatan tergolong potensial.
Penderita Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kabupaten Sragen Pada tahun 2010 sebanyak 612 orang tetapi tidak ada jumlah kematian. Sedangkan di Puskesmas Karangmalang penderita Demam Berdarah Dangue (DBD) pada tahun 2010 berjumlah 51 orang dan tidak ada jumlah kematian. Berdasarkan data diatas, penyakit demam berdarah masih tergolong tinggi (Sumber data: DKK Sragen, 2010). Pada tanggal 22 September 2011 penulis berkunjung ke tempat keluarga di Dukuh Lemah Ireng Desa Pelemgadung Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen. Di sana beberapa dari anggota keluarga penulis terkena penyakit DBD, dan ada juga beberapa dari anggota keluarga lain juga terkena penyakit ini. Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Bagaimana Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dukuh Lemah Ireng Desa Pelemgadung Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen 2011?”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif.
Sedangkan desain yang digunakan penulis adalah survai dengan pendekatan waktu cross sectional yaitu pengambilan data dalam satu kali pengamatan saja (Notoatmodjo, 2005). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dukuh Lemah Ireng Desa Pelemgadung.